Adventure

Monday, April 20, 2009

"Saraswati" Day

Knowledge is very important for Balinese. Every Saniscara, Umanis, Wuku Watugunung, they celebrate Saraswati Day, the knowledge day. It is based on the Pawukon (Balinese calendar) system and the Saniscara (seven day cycle). The name Saraswati came from "Saras" meaning flow and "wati" meaning a women. So, Saraswati is symbol of knowledge, its flow (or growth) is like a river and knowledge is very interesting, like a beautiful women. Saraswati is the Goddess of Knowledge, symbolized by a beautiful woman with four hands, riding on a white swan among water lilies to tell humanity that science is like a beautiful woman. Her hands hold a palm leaf; a lontar, (a Balinese traditional book which is the source of science or knowledge); a chain (genitri with 108 pieces) symbolising that knowledge is never ending and has an everlasting life cycle; and a musical instrument (guitar or wina) symbolising that science develops through the growth of culture. The swans symbolise prudence, so that one's knowledge may distinguish between good and evil and the water lilies (Lotus) are symbols of holiness. The Lotus flower is the holiest for Balinese. In the afternoon of Saraswati day we are not permitted to read or write the book because all the books are offered. In the evening, called Malam Sastra, people read books (especially religious books) in their houses or in the temple. Pangredanan (the day before Saraswati)This is the day of preparation. All the books and lontar are collected together, cleaned and dusted. Saraswati DaySaraswati day itself is celebrated by the Balinese people bringing offerings to their holy books and scrolls in their houses, while students celebrate it at school, usually in the morning, and the office-workers in their office. The philosophy of Saraswati day is that the most important thing for human life is knowledge. Banyu PinaruhThe day after Saraswati Day is Banyu Pinaruh day. "Banyu" means water and "Pinaruh" mean wisdom. In other words, we must have wisdom which always flows like water and which is useful for human kind. We pray for Dewi Saraswati (manifestation of God) to give us cleverness and wisdom. The people usually take a bath in the sea or a lake or river and drink traditional medicine which is made from many various leaves which is very good for our health. The philosophy of Banyu Pinaruh day is the second most important thing for human life is good health. Soma RibekTwo days after Saraswati Day, on Soma (or Monday), Pon, Wuku Sinta, is Soma Ribek day. "Soma" meaning Monday, and "Ribek" meaning full. On this day, Balinese bring offerings to the rice box. They thank God for food and beverage in their lives and pray to Dewi Sri (Goddess of prosperity, manifestation of God) to give prosperity. This celebration remind them to be selective when choosing food and not to over eat to improve their health. The philosophy of Soma Ribek day is the third most important thing for human life is food and drink. Sabuh MasThree days after Saraswati Day, on Anggara (or Tuesday), Wage, Wuku Sinta, is Sabuh Mas day. "Sabuh" means belt, and "Mas" mean gold. On this day, Balinese bring offerings to the deposit box or the place where they keep their jewelry. They thank Mahadewa (manifestation of God) for cloth, money, gold, etc in our lives. This celebration remind them to be selective when spending money. The philosophy of Sabuh Mas day is the fourth most important thing for human life is cloth and gold, etc. PagerwesiFour days after Saraswati Day, on Buda (or Wednesday), Kliwon, Wuku Sinta, is Pagerwesi day. "Pager" meaning fence and "Wesi" meaning iron. On this day, Balinese pray to Sang Hyang Pramesti Guru (manifestation of God). All Balinese have offerings to their Sanggah (temple in their home) and at all of their temples. This is the second biggest holiday after Galungan day for the Balinese. The philosophy of this celebration is that they must keep knowledge, health, food, cloth and gold high in their lives to keep the universe in balance.
HARI RAYA SARASWATI
Hari Raya Saraswati bagi umat Hindu di Indonesia dirayakan setiap 210 hari sekali menurut kalender Jawa Bali, yakni pada setiap Saniscara Umanis Watugunung.
Arti Kata Sarasvati, Kata Sarasvati dalam bahasa Sanskerta dari urat kata Sr yang artinya mengalir. Sarasvati berarti aliran air yang melimpah menuju danau atau kolam. Sarasvati dalam VedaDi dalam RgVeda, Sarasvati dipuji dan dipuja lebih dari delapan puluh re atau mantra pujaan. Ia juga sering dihubungkan dengan pemujaan terhadap deva Visvedevah disamping juga dipuja bersamaan dengan Sarasvati. Sarasvati dalam Susastra Hindu di IndonesiaTentang Sarasvati di Indonesia telah dikaji oleh Dr. C. Hooykaas dalam bukunya Agama Tirtha, Five Studies in Hindu-Balinese Religion (1964) dan menggunakan acuan atau sumber kajian adalah tiga jenis naskah, yaitu : Stuti, Tutur dan Kakavin yang jumlahnya tidak terlalu banyak.
Sarasvati di Bali dipuja dengan perantaraan stuti, stava atau stotra seperti halnya dengan menggunakan sarana banten (persembahan). Apabila seorang pemangku melakukan pemujaan pada hari Sarasvati, ia mengucapkan dua bait mantra berikut :
Om Sarasvati namas tubhyam, varade kama rupini, siddhirambha karisyami, siddhir bhavantu mesada.Pranamya sarya-devana ca, Paramatmanam eva ca, rupa siddhi prayukta ya,, Sarasvati (n) namamy aham.(Sarasvati 1-2.)
Hanya Engkaulah yang menganugrahkan pengetahuan yang memberikan kebahagiaan. Engkau pula yang penuh keutamaan dan Engkaulah yang menjadikan segala yang ada. Engkau sesungguhnya permata yang sangat mulia, Engkau keutamaan dari setiap istri yang mulia, Demikian pula tingkah laku seorang anak yang sangat mulia, karena kemuliaan-Mu pula semua yang mulia menyatu. Om Sarasvati namotubhyamvarade kama rupini, siddhirambha karisyamisiddhir bhavantu mesada (Sarasvatistava I)
Om Hyang Vidhi dalam wujud-MU sebagai dewi Sarasvati, pemberi berkah, wujud kasih bagai seorang ibu sangat didambakan. Semogalah segala kegiatan yang hamba lakukan selalu berhasil atas karuniaMuPendahuluanBerbagai usaha atau jalan yang terbentang bagi Umat Hindu untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Demikian pula Tuhan Yang Maha Esa yang sesungguhnya tidak tergambarkan dalam alam pikiran manusia, untuk kepentingan Bhakti, Tuhan Yang Maha Esa digambarkan atau diwujudkan dalam alam pikiran dan materi sebagai Tuhan Yang Berpribadi (personal God).
Berbagai aspek kekuasaan dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa dipuja dan diagungkan serta dimohon karunia-Nya untuk keselamatan dan kesejahteraan umat manusia.
Makna Penggambaran Dewi Saraswati Tubuh dan busana putih bersih dan berkilauan. Didalam Brahmavaivarta Purana dinyatakan bahwa warna putih merupakan simbolis dari salah satu Tri Guna, yaitu Sattva-gunatmika dalam kapasitasnya sebagai salah satu dari lima jenis Prakrti. Ilmu pengetahuan diidentikan dengan Sattvam-jnanam.
Caturbhuja : memiliki 4 tangan, memegang vina (sejenis gitar), pustaka (kitab suci dan sastra), aksamala (tasbih) dan kumbhaja (bunga teratai). Atribut ini melambangkan : vina (di tangan kanan depan) melambangkan Rta (hukum alam) dan saat alam tercipta muncul nadamelodi (nada - brahman) berupa Om. Suara Om adalah suara musik alam semesta atau musik angkasa. Aksamala (di tangan kanan belakang) melambangkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan dan tanpa keduanya ini manusaia tidak memiliki arti. kainnya yang putih menunjukkanbahwa ilmu itu selalu putih, mengingatkan kita terhadap nilai ilmu yang murni dan tidak tercela (Shakunthala, 1989: 38).
Vahana, sarasvati duduk diatas bunga teratai dengan kendaraan angsa atau merak. Angsa adalah sejenis unggas yang sangat cerdas dan dikatakan memiliki sifat kedewataan dan spiritual. Angsa yang gemulai mengingatkan kita terhadap kemampuannya membedakan sekam dengan biji-bijian dari kebenaran ilmu pengetahuan, seperti angsa mampu membedakan antara susu dengan air sebelum meminum yang pertama. Kendaraan yang lain adalh seekor burung merak yang melambangkan kebijaksanaan (Shakunthala, 1989 : 38)..
Penutup
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka Sarasvati di dalam Veda pada mulanya adalah dewi Sungai yang diyakini amat suci. Dalam perkembangan selanjutnya, Sarasvati adalah dewi Ucap, dewi yang memberikan inspirasi dan kahirnya ia dipuja sebagai dewi ilmu pengetahuan.
Perwujudan Dewi Saraswati sebagai dewi yang cantik bertangan empat dengan berbagai atribut yang dipegangnya mengandung makna simbolis bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber ilmu-pengetahuan, sumber wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang terhimpun dalam kitab suci Catur Veda dan lain-lain menunjukkan bahwa simbolis tersebut memiliki nilai yang sangat tinggi dengan latar belakang filosofis yang sangat dalam.
Demikian semoga Ida Sang Hyang Widhi senantiasa memberikan waranugrahanya berupa inspirasi, kejernihan pikiran serta kerahayuan yang didambakan oleh setiap orang.
Om Sarve sukhino bhavantu, sarve santu niramayah, sarve bhadrani pasyantu, ma kascid duhkh bhag bhavet.
Ya Tuhan Yang maha Esa, anugrahkanlah semoga semuanya memperoleh keselamatan dan kebahagiaan. Semoga semuanya memperoleh kedamaian. Semoga semuanya memperoleh keutamaan dan semuanya terbebas dari segala duka dan penderitaan.
Om Santih, Santih, Santih, Om.
Sumber: "Sarasvati : Dalam Veda dan Susastra Hindu", oleh: DR. I Made Titib, 1999-2000