Adventure

Tuesday, April 21, 2009

"Panca Bali Krama" Ceremony

Panca Wali Krama, Holy Celebration at Besakih Temple every 10 years In March this year a large ceremony will be held in Bali, ceremony name Panca Wali Krama which concentrated at Pura Besakih Temple in Bali, and the ceremony was held during 10 years once. The procession of ritual such as this.March 18, 2009, Hari Raya GalunganMarch 19, 2009 Ceremonial ascent to Mount Rinjani and Mount Semeru (East Java) for holy water as a sacred ceremony in Pura Besakih, and symbolisme prostration (permission) before the ceremony Panca Wali Krama held at Pura Besakih, the ritual will be held at the foot of Mount Tolangkir (G. Agung).March 21-23, 2009 Melasti ceremony, the ceremony of the sacred journey from the Pura Besakih to Klotok Beach at Klungkung (Goa lawah ) named as Melasti. It symbolize of holy journey to adapt to the natural . Melasti involved all priest of Hindu-Buddhist in Bali, and this event conducted walk more than 150km from Pura Besakih to Goa lawah and finally back to Pura Besakih.March 25, 2009 Main ceremony in Pura Besakih, which will be led by the Hindu and Buddhist elder and priest all over Indonesia, usually also followed by Hindu and Buddhist priest all over the world. At this time Pura Besakih will be full by the people. The last time this event celebarted attended by the President and the King all over Indonesia.25 March 2009 afternoon, the ceremony coincided with the Pengerupukan Day a day before Nyepi. It symbolize to neutralized negative influence on us so that wee will gain balance in this life. On this day there is usually Ogoh-ogoh parade , symbolize nature giant (negative) in ourselves around the city will be as series of performance art. and Finally it will be burned that symbolize the negative effect on us is already burned and revert back to positive energy.March 26, 2009Balinese ZERO POLUTION will contribute to this Earth, The people in Bali should not be out of the house, not can be noisy, can not using lights or any kinds of lamp, should not be watching TV, not an SMS ..... quite and silence. It's HARI RAYA Nyepi. Symbolism contemplation and evaluation days .... This is my favorite day, I can feel clean air all the dayApril 24, 2009Panca Wali Krama ceremony ended, usually a lot of performance will be held on the day but usually every day for a month there many local artists, national and international, who donated talent and art in the Pura Besakih.Events in the Pura Besakih is supported by all Hindus communities in Bali. That are a little bit of information about Panca Wali Krama at Besakih Temple especially for you who love to travel and hunt photography picture, who often ask important moment in Bali .... months that it seems appropriate to visit Bali, You will waiting for 10 years again if you missed this event this year.Panca Wali Krama ceremony is prostrate on the nature of our reverence it held every 10 years while the ceremony held once during 100 years called Eka Dasa Rudra, which last held in 1978.
Upacara Panca Bali Krama
Menegakkan Nilai Kesucian, Bangun Keharmonisan Jagat
Upacara ini digelar di Pura Besakih, setiap 10 tahun sekali, yaitu pada Tilem Caitra/Kasanga ketika tahun Saka berakhir dengan 0 atau rah windhu. Apa makna upacara ini? Dalam Lontar Raja Purana, tawur agung yang diselenggarakan setiap 10 tahun itu disebut Panca Bali Krama, sedangkan dalam lontar yang lain disebut Panca Wali Krama. Inti dari tawur tersebut adalah caru. Caru dalam kitab Samhita Swara berarti 'cantik' yakni mengharmoniskan kembali. Dalam konteks ini, alam mesti diharmoniskan (butha hita), termasuk sesama individu umat (jana hita) menuju keharmonisan bersama (jagat hita). 'Tawur agung Panca Bali Krama ini pada esensinya dalah upaya menuju hal-hal yang harmonis. Misalnya alam yang rusak mesti diperbaiki atau dilestarikan, hubungan sesama lebih diharmoniskan dan sebagainya. Jadi, tawur agung ini merupakan momen untuk melakukan evaluasi terhadap berbagai sistem kehidupan menuju yang harmonis. Atau mengingatkan umat kepada upaya penegakan aspek kehidupanDalam hal ini umat perlu menerapkan konsep Tri Kona -- Utpeti, Stiti, Pralina -- yang lebih tajam. Artinya, perlu menciptakan (utpeti) sesuatu yang diperlukan, memelihara (stiti) hal-hal yang sesuai dengan keperluan zaman dan meninggalkan (pralina) sesuatu atau tradisi yang tidak cocok lagi dengan semangat zaman dalam rangka menegakkan Weda. 'Weda itu sanatana dharma, kandungannya kekal abadi. Tetapi penerapannya notana, selalu diremajakan sesuai dengan perkembangan zaman. Waktu Terpilih dan Tempat Terpilih Sistem upacara umat Hindu di Bali terutama upacara-upacara besar seperti Panca Bali Krama, Eka Dasa Rudra dan yang lainnya diselenggarakan pada saat terpilih dan juga tempat yang terpilih. Ketika matahari dan bulan tepat di atas khatulistiwa -- garis yang membelah bumi -- itulah waktu yang dipilih untuk melaksanakan Karya Agung Panca Bali Krama (dilaksanakan 10 tahun sekali) maupun Eka Dasa Rudra (100 tahun sekali). Karya agung ini dimaksudkan untuk mengharmoniskan segala unsur yang membangun jagat raya yang disebut Panca Mahabhuta dan Panca Tanmatra. Sehari setelah upacara besar itu umat Hindu memasuki tahun baru Saka.Upacara agung seperti Panca Bali Krama dan Eka Dasa Rudra, katanya, pada hakikatnya dimaksudkan untuk menegakkan nilai-nilai kesucian, lalu membangun keharmonisan jagat yang disebut jagat hita, bhuta hita, sarwa prani hita. Semua hal itu diharapkan memberikan kerahayuan kepada manusia yang menempati bumi ini. Semoga isi jagat raya (sarwa prani) memberikan prana atau energi kerahayuan pada manusia dan seisi alam. 'Jadi, ada landasasn filosofi atau tatwa yang mendasari upacara ini. Landasannya menyangkut konsep Panca Mahabhuta, Panca Tanmatra, Panca Brahma, Panca Giri dan Panca Indria. Panca Bali Krama merupakan upacara Bhuta Yadnya, salah satu dari Panca Mahayadnya, Dewa Yadnya, Bhuta Yadnya, Resi Yadnya, Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya. Tujuannya adalah untuk mencapai bhuta hita atau jagat hita -- keharmonisan kehidupan makhluk dan jagat raya ini (sarwa prani hita). Suatu keistimewaan dalam palaksanaan Panca Bali Krama saat ini yakni waktunya terangkai dengan hari raya Galungan dan Kuningan, bertemu dalam sasih Kasanga.Karena itu, generasi umat Hindu Bali-Nusantara patut bersyukur dapat ikut serta melaksanakan upacara Tawur Agung Panca Bali Krama, karya yang sedemikian 'langka' karena pelaksanaannya secara periodik dalam kurun waktu tertentu -- sepuluh tahun sekali. Sepatutnyalah yasa-kerti yang dilakoni umat benar-benar nekeng-tuwas, menyatukan idep, sabda dan bayu, dalam menyukseskan karya tersebut. Sementara itu, Karya Agung Panca Bali Krama kali ini jatuh pada hari Rabu Pahing Wuku Kuningan, 25 Maret 2009 tepat pada Tilem Caitra/Kasanga yang dilanjutkan dengan prosesi Batara Turun Kabeh pada 9 April.Setelah tanggal 20 Februari 2009 masyarakat di Bali tidak diperkenankan melakukan upacara pengabenan, termasuk makinsan ring gni. Apabila setelah itu ada umat yang meninggal, jenazahnya dikubur secepatnya. Itu pun dilakukan malam hari atau setelah matahari terbenam. Apabila hal itu menimpa sulinggih seperti Ida Pedanda, Sri Empu termasuk pemangku, agar dilakukan dengan nyekah di rumah sesuai dresta masing-masing. Jadi mulai tanggal 20 Februari hingga 27 April 2009 tidak diperboleh ada upacara pengabenan atau pembakaran mayat.Sumber : PHDI