Adventure

Monday, April 20, 2009

Gianyar Regency

TAMPAK SIRING The hallowed spring of Tirta Empul in Tampaksiring dates from legendary times. In popular folklore, it was made by lndra when he pierced the earth to create a spring of amerta, the elixir of immortality, with which he revived his forces who were poisoned by Mayadanawa. The waters are believed to have magic curative powers. Every year people journey from all over Bali to purify themselves in the clear pools. After leaving a small offering to the deity of the spring, men and women go either side to bathe. On the full moon of the fourth month each year, the villagers from nearby Manukaya take a sacred stone to be cleansed at Tirta Empul. When the weathered inscription found qp the stone was deciphered, it gave the bate of Tirta Empul's foundation as A.D. 962 and described the cleansing ceremony. For a. thousand years these villagers had been abiding,. by this tradition without having been aware of the meaning incised on the stone! In 1969 the temple at Tampaksiring was completely renovated. Many of the shrines were built anew and painted in bright colors. Outside the temple are rows of sales stands where you may buy souvenirs-the bargain being carved bone jewelry. On the hill above the sacred spring is the Government Palace built in 1 954. Once a resting place for Dutch officials, the site was chosen by former President Soekarno as his residence during his frequent trips to the island. South of Tirta Empul, on a line joining with Gunung Kawi, is Pura Mengening. There is a definite connection between these three places. At the latter temple there is a freestanding candi similar to those candle the facades of which are hewn from the rock at Gunung Kawi. Like Tirta Empul, the temple has a spring of pure water, which is also a source of the River Pakrisan. Pura Mengening might be the commemorative temple of King Udayana.
Tampaksiring adalah sebuah kota kecil yang memiliki monument tua yang paling mengesankan di Bali, disini juga terdapat sebuah pura besar yang penting serta tempat pemandian umum, Tampaksiring adalah tempat persinggahan bagi wisatawan dari Ubud yang akan ke Danau Batur.Kawasan Tampak Siring sudah sangat populer, terutama karena presiden pertama RI - Soekarno, mendirikan Istana Negara yang lokasinya berdekatan dengan Pura Tirta Empul. Nama Tampaksiring diambil dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu tampak (yang bermakna 'telapak ') dan siring (yang bermakna 'miring'). Menurut sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas telapak kaki seorang Raja yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sakti, tetapi bersifat angkara murka. Ia menganggap dirinya dewa serta menyuruh rakyatnya menyembahnya. Sebagai akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan mengirimkan balatentaranya untuk menghacurkannya. Namun, Mayadenawa berlari masuk hutan. Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya. Dengan begitu ia berharap agar para pengejarnya tidak mengenali bahwa jejak yang ditinggalkannya itu adalah jejak manusia, yaitu jejak Mayadenawa.Usaha Mayadenawa gagal. Akhirnya ia ditangkap oleh para pengejarnya. Namun, sebelum itu, dengan sisa-sisa kesaktiannya ia berhasil menciptakan mata air beracun yang menyebabkan banyak kematian bagi para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air ciptannya itu. Batara Indra pun menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun tersebut. Air Penawar racun itu diberi nama Tirta Empul (yang bermakna 'airsuci'). Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa dengan berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah wilayah ini dikenal dengan nama Tampaksiring. Tampaksiring memiliki beberapa obyek wisata yang sudah dikenal oleh wisatawan mancanegara maupun domestic, adapun obyek tersebut adalah : Dikalangan wisatawan domestik kecamatan dengan 8 desa ini tersohor karena ada istana presiden. Namun sesungguhnya, kecamatan dengan luas 42,63 Km persegi ini banyak memiliki obyek-obyek wisata yang sudah terkenal di seluruh dunia. Seperti Gunung kawi, Pura Tirta Empul dan banyak lagi situs-situs peninggalan sejarah hingga ke wilayah selatan.
UBUD
Ubud is located 35 km northeast of Bali's International Airport. It is attractive to tourists for a variety of reasons. On a relatively small island with a horde of attractions, Ubud is centrally located, and even the closest beach is only 15 minutes away. The Ubud area is around two- to three hundred meters above sea level and surrounded by rice fields, which makes it noticeably cooler than then other tourist destinations in Bali. Neighbouring villages are well known for unique bamboo crafts and furniture, wood- and stone carving and many other crafts. Ubud is famous for it's regularly nightly traditional dance performances, which are part of the traditional culture and are arranged for tourists on a regular schedule. Hindu-Balinese ceremonies take place on a nearly daily basis, especially in the European summer, which is the driest and coolest season here. Ubud is popular in part today because it is the best place in Bali to break out of the tourist mode and get off the beaten path, although far from undiscovered. Hotels are plentiful; home stays and Indonesian guesthouses (losmen) are easily available to the foreign tourist. Many tourists simply base their entire stay in the city and travel to other destinations from Ubud.
Kecamatan dengan 7 desa dan 1 kelurahan ini boleh dibilang wilayah yang beruntung. Kegiatan pariwisata di Kecamatan Ubud tumbuh dan berkembang dan mampu memberikan akumulasi terhdap berbagai sektor, termasuk jasa seperti perhotelan, perbankan dan bermacam aktivitas industri kerajinan seni. Ubud adalah salah satu tempat seni di bali. Tempatnya sudah terkenal sejak jaman dahulu, kira kira sejak tahun 1920an. Ketika artis, componist dan orang orang terpelajar dari barat ( luar negeri ) datang untuk mencari kenikmatan hidup. Ubud terkenal dengan lukisannya, patung – patung, kerajinan tangan, gambelan ( traditional musik ) dan tariannya. Banyak lukisan menggambarkan tentang bali yang bias di dapat di gallery gallery kecil di seputaran ubud, dan ada juga museum seperti Neka art Museum, Lempad Gallery, Museum Puri lukisan dan Antonio Blanco Gallery. Untuk Gambelan, alat musik tradisional dan tarian bali bisa di temukan di sanggar sanggar seni seperti “ Sekehe Gong Sadya Budaya “ atau organisasi organisasi musik tradisional yang biasanya pentas ke luar negeri seperti Eropa dan Negara – Negara Asia. Memprioritaskan keabadian seni utamaya pertunjukan seni dan kegiata ritual. Untuk mencapai sukses yang estetis Sadha Budaya melanjutkan pengembangannya dengan memperluas kemampuan dalam memaninkan gambelan. Di ubud bisa dijumpai banyak hotel hotel mewah dan seni juga hotel hotel kelas ekonomi. Ubud juga disebut sebagai desa wisatawan mancanegara. Ubud juga lengkap dengan biro biro inforasi wisata. Juga banyak tempat tempat wisata seperti monkey forest dan lain lainnya. Yang merupakan sifat dari orang orang di ubud yang selalu menerima baik setiap wisatawan yang datang ke ubud. Ubud dikenal sebagai pusat budaya Bali, tempat ini telah menarik perhatian wisatawan yang terpesona dengan kebudayaan Bali sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, dimana seniman,komponis dan sarjana barat datang mencipta dan mengadakan riset sambil menikmati kebahagian hidup di Ubud. Ubud terkenal akan seni lukisnya, seni patung, seni tabuh dan juga seni tarinya, namun selain berbagai obyek wisata yang terdapat di dalam kota, Ubud juga memiliki pura,peninggalan purbakala dan pusat kerajinan tangan yang menarik untuk dikunjungi yang terdapat di sekitar kota.Pusat kota terdapat pada persimpangan dimana pasar dan terminal angkutan umum bertemu. Setiap minggu di Ubud dipentaskan berbagai pertunjukan kesenian tradisional seperti tarian Kecak,Legong, Barong, Mahabarata,Ramayana, Wayang Kulit dan Musik Gamelan. Didaerah ini banyak terdapat hotel mewah,artistic dan akomodasi sederhana yang diminati wisatawan, malahan Ubud sering mendapat sebutan sebagai “ Desa Wisata “.
SUKAWATI
Sukawati area is known for its art market that become 'a must see' place by tourists especially the local ones from Jakarta or other area in Java. Huge number of small stalls occupied the two stories building offer a lot of cheap souvenirs. Almost any kind of Bali's souvenirs can be found in here either painting, woodcarving, clothes, temple umbrellas and other temple accessories, leather puppet, wind chime, jewelries and others. The souvenirs choices are has huge quantity and available in various choices. Sukawati road-facing market located in_Gianyar Regency has a strategic position, as it is passed through during the tour to some destinations to the east. Sukawati art market is close to Celuk village, the center of gold & silversmiths. We can drop in after watching barong and Kris dance performance in the morning. It cans be accessed through bemo transport, tour bus or taxi.
Sebelum belokan menuju Mas dan Ubud, wisatawan akan menemui Sukawati yang merupakan pusat pembuatan barang-barang kerajinan tradisional seperti lonceng angin,payung pura. Sukawati terkenal akan Pasar Seni-nya yang menjual berbagai macam barang-barang kerajinan tangan serta cenderamata dengan harga yang murah dengan kualitas yang bagus. Sukawati adalah sebuah kecamatan di Kab.Gianyar. Sukawati juga nama desa. Sebenarnya, warga asli Sukawati adalah jagonya pembuat topeng khususnya topeng barong dan rangda serta perajin wayang kulit. Terletak pada lintasan strategis dari wilayah Kabupaten Badung ke arah timur hingga ke kabupaten Karangasem. Dampak dari geografis itu membuat kecamatan dengan 12 desa ini memiliki kesempatan untuk mengelola potensi yang ada, termasuk pada bidang kerajinan seni dan perdagangan.